Penaklukan Baitul Maqdis

 ☪️ Penaklukan Baitul Maqdis



Dari al Jabiyah, khalifah Umar bin Khatthab lalu bergerak menuju Baitul Maqdis untuk melakukan perjanjian damai dengan kaum nashrani. "Kala itu Umar bin Khatthab mengajukan syarat agar semua elemen kekuasaan Romawi segera meninggalkan Baitul Maqdis dalam waktu tiga hari, sebelum Umar bin Khatthab masuk ke Masjidil Aqsa lewat pintu yang dimasuki Rasulullah ﷺ pada malam isra’. Umar bin Khatthab lalu melakukan shalat tahiyatul masjid yang dilanjutkan dengan shalat subuh bersama umat Islam lainnya.

Pada rakaat pertama Umar bin Khatthab membaca surah shad yang di dalamnya terdapat ayat sajdah, dan pada rakaat kedua Umar bin Khatthab membaca surah al Isra’, seusai shalat Umar bin Khatthab bertanya kepada Ka’ab bin al Ahbar tentang letak Shakhrah, dan Ka’ab bin Ahbar lalu langsung  menunjukkan batu istimewa itu. Umar bin Khatthab bertanya demikian karena telah terjadi pertikaian panjang dan amat sengit antara kaum Yahudi dan Nasrani, setiap kali kaum Yahudi menang, kaum Nasrani berusaha menghilangkan tempat Shakhrah itu dengan menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah. Bahkan amat lazim bagi kaum perempuan Nasrani membuang pembalut mereka ke tempat tersebut. Semua tindakan itu dilakukan oleh kaum Nasrani karena shakhrah merupakan kiblat bagi kaum yahudi, sementara itu bagian yang digunakan oleh kaum Nasrani sebagai tempat pembuangan sampah adalah dari tempat shakhrah sampai mihrab Dawud.

Jadi pada saat itu Umar bin Khatthab memang tidak dapat mengetahui letak Shakhrah karena batu istimewa itu telah tertimbun sampah dan kotoran, Umar bin Khatthab lalu memerintahkan orang-orang yang berasal dari Yordania untuk membersihkan semua kotoran dan sampah yang menimbun Shakhrah

Dari shakhrah, Umar bin Khatthab melangkahkan kakinya menuju gereja Makam Suci yang ditemani oleh Patriak agung Sefronius. Ketika Umar bin Khatthab sedang berbincang-bincang mengenai perjanjian damai dengan Sefronius, datanglah waktu shalat, Umar bin Khattab pun langsung bertanya kepada Patriak agung agar menunjukkan tempat yang bisa digunakan untuk shalat, serta merta Sefronius mengizinkan Umar bin Khatthab untuk mengerjakan shalat di dalam gereja itu, namun Umar bin Khatthab menolak hal itu seraya mengatakan bahwa jika dirinya shalat di dalam gereja bersejarah itu, ia khawatir akan memberi legitimasi kepada umat Islam untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid hanya karena alasan bahwa Umar bin Khatthab pernah shalat di dalamnya. 

Kekhawatiran inilah yang juga membuat Umar bin Khatthab selalu menolak melaksanakan shalat di semua gereja lainnya, sehingga kaum Nasrani pada saat itu benar-benar yakin bahwa Umar bin Khatthab dan umat Islam pasti menepati semua opsi perjanjian damai yang mereka lakukan dengan kaum Nasrani. Kemudian Umar bin Khatthab melanjutkan perjalanannya dengan Sefronius menuju ke gereja tempat kelahiran Yesus di Bethlehem, lagi-lagi tiba waktu shalat ketika ia berada di gereja tersebut, Umar bin Khatthab pun langsung mengerjakan shalat di tempat tersebut, namun seusai shalat, kekhawatiran Umar bin Khatthab kembali muncul, ia lalu menambahkan point dalam perjanjian damai untuk tidak mengubah gereja kelahiran Yesus menjadi masjid hanya karena ia mengerjakan shalat di dalam gereja tersebut.

Menurut Dr. Muhammad Sayyid Wakil, tindakan Umar bin Khatthab yang bersedia shalat di dalam gereja tempat kelahiran Yesus namun menolak melakukan shalat di gereja Makam Suci dan gereja Konstantin adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa bagi umat Islam, seluruh muka bumi adalah masjid, selain itu untuk menghilangkan kesan yang mungkin muncul dalam hati Sefronius bahwa Umar bin Khatthab membenci gereja karena sesuatu yang tidak ia utarakan.

Penaklukan Elia terjadi pada bulan Rabi’ul Akhir tahun 16 H. akan tetapi al Baladzuri berpendapat bahwa peristiwa penting itu terjadi pada tahun 17 H. sementara itu mayoritas ahli sejarah justru sering menempatkan peristiwa penaklukan Elia dalam rangkaian kejadian penting yang terjadi tahun 15 H. di al Quds khalifah Umar bin Khatthab tinggal selama 10 hari, Umar bin Khatthab menggunakan waku tersebut untuk menghapus kekuatan bersenjata atas wilayah al Quds seperti yang lazim dilakukan terhadap daerah yang telah melakukan perjanjian damai dengan kaum muslimin, Umar bin Khatthab juga membagi wilayah kekuasaannya untuk mempermudah jalannya pemerintahan, sekaligus menunjuk penguasa bagi tiap-tiap daerah tersebut. Setelah selesai melakukan semua itu, Umar bin Khatthab kembali ke Madinah.


~~~ Wallahu A'lam ~~~

manufer militer umar bin khatab

 🏵 Manufer Militer Umar bin Khatthab




Khalifah Umar bin Khatthab  memulai masa pemerintahannya dengan serangkaian penaklukan yang sebelumnya telah dirintis oleh Abu Bakar, Umar bin Khatthab berhasil menyelesaikan semua tanggung jawab itu dengan amat gemilang. Berkat rahmat Allah ﷻ serta dukungan para negarawan Islam pada saat itu, Umar bin Khatthab berhasil membangun Negara yang amat luas dalam waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan waktu yang sebelumnya dibutuhkan oleh para kaisar dan penguasa untuk meluaskan kekuasaan mereka.

Namun demikian, misi dan cara yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Khatthab jauh berbeda dengan tujuan para penguasa tersebut. Umar bin Khatthab menegakkan Negara yang dipimpinnya di atas dasar yang kokoh berupa keimanan kepada Allah ﷻ dan penegakan keadilan yang didukung pula oleh rasa cinta yang tulus, akhlak yang baik, dan tradisi Arab yang luhur. Jadi, wajar saja jika sejarah menulis nama Umar bin Khatthab sebagai seorang penakluk paling besar dalam sejarah manusia. Sebab, semua penaklukan yang dilakukan oleh Umar bin Khatthab selalu memberikan dampak yang positif bagi bangsa-bangsa yang mendiami wilayah taklukannya.

Bagi Umar bin Khatthab, penaklukan adalah semata-mata upaya untuk meninggikan kalimat Allah ﷻ dan demi menggenapi janji Allah ﷻ kepada orang-orang beriman, yaitu mereka akan menjadi pewaris bumi. Selain itu, Umar bin Khattab memang memiliki tekad yang amat kuat untuk membebaskan umat manusia dari kekejaman para penguasa Persia dan Romawi dibarengi dengan menyampaikan risalah tentang keesaan Allah ﷻ kepada bangsa-bangsa yang ada. Allah ﷻ berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At Taubah: 33)

Suatu ketika, datanglah seorang lelaki kepada Umar bin Khatthab dan berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bawalah diriku untuk berjihad!” mendengar itu, Umar bin Khatthab pun berkata kepada seorang lelaki lain: “Ajaklah ia masuk ke baitul mal dan biarkan dia mengambil apapun sekehendak hatinya!” maka lelaki itu pun masuk ke baitul mal yang ternyata di dalamnya banyak terdapat emas dan perak, Lelaki itu berkata: “Aku sama sekali tidak membutuhkan hal ini, yang ku butuhkan hanya bekal dan kuda tunggangan!” maka lelaki itupun dibawa menghadap Umar bin Khatthab. Setelah dikabari ikhwal ucapan lelaki tersebut, Umar bin Khatthab langsung meminta bawahannya agar memberikan bekal dan kuda tunggangan kepada lelaki tersebut. Lantas Umar bin Khatthab sendiri yang menuntun lelaki itu atas kudanya. Setelah berada di atas kuda, lelaki itu pun melangkahkan kudanya seraya menengadahkan tangan memuji Allah ﷻ atas apa yang dianugerahkan kepadanya. Dan Umar bin Khattab terus mengikuti lelaki itu sambil berharap agar ia juga di doakan olehnya. Setelah doa itu, dia kembali berdoa dengan berucap: “Ya Allah ﷻ, limpakanlah kebaikan kepada Umar bin Khatthab!”

Itulah khalifah Umar bin Khatthab Al Faruq, dia sangat cerdas dan tahu cara memilih orang yang tepat sebagai pasukannya, yang mengutamakan harta dari Din Allah ﷻ, Umar bin Khatthab selalu memberikan wasiat terbaik dan menjaga setiap perkara terpuji untuk disampaikan kepada semua panglima peranganya. Ini bertujuan agar mereka terus menghidupkan hakikat keimanan yang selalu ia sampaikan kepada mereka.

Suatu ketika Umar bin Khattab pernah berkata: “Demi dzat yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran, seandainya ada seekor onta saja yang binasa sia-sia di tepian sungai Eufrat, aku khawatir karena hal itu semua keluarga al Khattab di mintai pertanggung jawaban oleh Allah ﷻ.”

Pada zaman jahiliyah, orang-orang Arab begitu takut terhadap bangsa yang memiliki dua kerajaan sebagai kaki tangannya: bangsa Lakhmi yang menjadi kaki tangan Persia, dan bangsa Ghassan yang menjadi kaki tangan Romawi untuk menguasai syam. Bangsa Arab selalu mengagungkan mereka, menyebut mereka dengan sebutan raja, dan para pujangga Arab juga banyak yang mengubah judul syair-syair untuk memuji mereka

Sebelum terjadinya berbagai macam penaklukan Islam, sejarah mencatat berbagai perang yang berkobar dimana-mana yang dilakukan oleh bangsa Sumeria, Babylon, para Firaun, bangsa Yunani, Romawi, Persia, dan bangsa-bangsa lainnya. Setelah masa penaklukan Islam berlalu, sejarah kembali mencatat berkobarnya perang dimana-mana yang dilakukan oleh Jenghis Khan, Hulagu Khan, Timur Leng, dan penjajahan kaum salib sejak zaman pertengahan hingga sekarang ini. Semua peperangan tersebut jelas tidak pernah terjadi melainkan hanya untuk mengejar ambisi jangka pendek dan sebagai bentuk penindasan yang busuk. Semua peperangan itu tentu saja berbeda dengan penaklukan oleh umat Islam yang dilakukan untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan dan mengubahnya menjadi penghambaan kepada Allah ta’ala semata. 

 

 

~~~ Wallahu A'lam ~~~




jendral terhebat dalam sejarah islam

 9 JENDRAL TERHEBAT DALAM SEJARAH ISLAM



1. SALAHUDDIN AL AYYUBI

Dunia mengenalnya sebagai salah satu tokoh pemimpin terbesar. Dialah juga merupakan salah satu tokoh terbesar dalam Perang Salib. Namanya dikenal luas tatkala ia dapat menaklukkan kerajaan Jerusalem yang ketika itu dipimpin oleh Guy The Lusignan, Raja Jerusalem. Pasukan Shalahuddin dikenal sebagai pasukan yang pemberani di bawah pimpinannya. Bernama lengkap Salahuddin Al-Ayubi yang dikenal di dunia barat sebagai Saladin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140 km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota Dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nur Ad-Din atau Nuruddin Zangi.


2. ABDULLAH BIN AAMIR

Abdullah bin Aamir (عبدالله بن عامر ) adalah gubernur Busrha (647–656) dan merupakan jenderal militer yang sangat sukes pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin Utsman bin Affan. Dia dikenal atas kehebatannya dalam administrasi dan militer.


3. AMR BIN ASH

Namanya adalah Amr bin Ash bin Wail bin Hisyam bin Said bin Sahm al-Qurasyi as-Sahmi. Di antara jasa besarnya adalah ketika Umar bin Khattab mengamanatinya untuk menaklukkan Mesir, dan dia berhasil menunaikan amanat tersebut. Amr merupakan salah seorang pahlawan bangsa Arab yang sangat terkenal, sekaligus seorang politisi yang cemerlang. Terkenal dengan kecerdasan dan kepintarannya mengatur siasat.


4. THARIQ BIN ZIYAD

Thariq bin Ziyad (670 - 720) (طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.


5. SYURAHBIL BIN HASANAH

Dia merupakan salah satu komandan tersukes dalam pasukan Rasyidin, bertugas di bawah Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dia merupakan salah satu komandan lapangan utama selama penaklukan Muslim di Suriah, bertugas sejak tahun 634 hingga kematiannya pada tahun 639 akibat wabah.


6. KHALID BIN WALID

Khalid ibn al-Walid, atau sering disingkat Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya, terkenal sebagai panglima tertinggi untuk Nabi Muhammad dan penerus-penerusnya. Di bawah kepemimpinan militernyalah Arabia untuk pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu, Kekhalifahan.

Mengkomandani pasukan muslim yang baru, dia tak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran termasuk melawan Kekaisaran Byzantium, Kekaisaran Sassanid, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah. Pencapaian strategis dia ialah penaklukan Arab, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636. Kemenangan-kemenangan yang terkenal darinya ialah kemenangan telak pada Pertempuran Yamama, Pertempuran Ullais dan Pertempuran Firaz, dan kesuksesan taktis pada Pertempuran Walaja dan Pertempuran Yarmuk.

7. MUHAMMAD AL FATIH

Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ke tujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Bizantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.


8. SA'AD BIN ABI WAQQAS

Kepahlawanan Sa'ad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat memimpin pasukan Islam melawan melawan tentara Persia di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.

Bersama 3.000 pasukannya, ia berangkat menuju Qadasiyyah. Di antara mereka terdapat sembilan veteran perang Badar, lebih dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah, dan 300 di antaranya mereka yang ikut serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah. Lalu ada 700 orang putra para sahabat, dan ribuan wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan.

Pasukan ini berkemah di Qadisiyyah di dekat Hira. Untuk melawan pasukan Muslim, pasukan Persia yang siap tempur berjumlah 120 ribu orang di bawah panglima perang kenamaan mereka, Rustum.


9. ABU UBAIDAH BIN AL JARRAH

Abu Ubaidah bin al-Jarrah adalah Muhajirin dari kaum Quraisy Mekah yang termasuk paling awal untuk memeluk agama Islam. Ia ikut berhijrah ke Habasyah (saat ini Ethiopia) dan kemudian, Ia hijrah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Ia merupakan salah satu calon Khalifah bersama dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah, Dia ditunjuk untuk menjadi panglima perang memimpin pasukan Muslim untuk berperang melawan Kekaisaran Romawi. Ia meninggal disebabkan oleh wabah penyakit.


Demikianlah Kisah 9 Jendral terhebat sepanjang sejarah Islam.

Semoga bisa menjadi teladan dan bermanfaat bagi kita semua.
___

Allah ﷻ berfirman,
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal...” (QS. Yusuf: 111)

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِ ؏َـلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِن امُحَمَّدٍ ﷺ