manufer militer umar bin khatab

 🏵 Manufer Militer Umar bin Khatthab




Khalifah Umar bin Khatthab  memulai masa pemerintahannya dengan serangkaian penaklukan yang sebelumnya telah dirintis oleh Abu Bakar, Umar bin Khatthab berhasil menyelesaikan semua tanggung jawab itu dengan amat gemilang. Berkat rahmat Allah ﷻ serta dukungan para negarawan Islam pada saat itu, Umar bin Khatthab berhasil membangun Negara yang amat luas dalam waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan waktu yang sebelumnya dibutuhkan oleh para kaisar dan penguasa untuk meluaskan kekuasaan mereka.

Namun demikian, misi dan cara yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Khatthab jauh berbeda dengan tujuan para penguasa tersebut. Umar bin Khatthab menegakkan Negara yang dipimpinnya di atas dasar yang kokoh berupa keimanan kepada Allah ﷻ dan penegakan keadilan yang didukung pula oleh rasa cinta yang tulus, akhlak yang baik, dan tradisi Arab yang luhur. Jadi, wajar saja jika sejarah menulis nama Umar bin Khatthab sebagai seorang penakluk paling besar dalam sejarah manusia. Sebab, semua penaklukan yang dilakukan oleh Umar bin Khatthab selalu memberikan dampak yang positif bagi bangsa-bangsa yang mendiami wilayah taklukannya.

Bagi Umar bin Khatthab, penaklukan adalah semata-mata upaya untuk meninggikan kalimat Allah ﷻ dan demi menggenapi janji Allah ﷻ kepada orang-orang beriman, yaitu mereka akan menjadi pewaris bumi. Selain itu, Umar bin Khattab memang memiliki tekad yang amat kuat untuk membebaskan umat manusia dari kekejaman para penguasa Persia dan Romawi dibarengi dengan menyampaikan risalah tentang keesaan Allah ﷻ kepada bangsa-bangsa yang ada. Allah ﷻ berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS. At Taubah: 33)

Suatu ketika, datanglah seorang lelaki kepada Umar bin Khatthab dan berkata: “Wahai Amirul Mukminin, bawalah diriku untuk berjihad!” mendengar itu, Umar bin Khatthab pun berkata kepada seorang lelaki lain: “Ajaklah ia masuk ke baitul mal dan biarkan dia mengambil apapun sekehendak hatinya!” maka lelaki itu pun masuk ke baitul mal yang ternyata di dalamnya banyak terdapat emas dan perak, Lelaki itu berkata: “Aku sama sekali tidak membutuhkan hal ini, yang ku butuhkan hanya bekal dan kuda tunggangan!” maka lelaki itupun dibawa menghadap Umar bin Khatthab. Setelah dikabari ikhwal ucapan lelaki tersebut, Umar bin Khatthab langsung meminta bawahannya agar memberikan bekal dan kuda tunggangan kepada lelaki tersebut. Lantas Umar bin Khatthab sendiri yang menuntun lelaki itu atas kudanya. Setelah berada di atas kuda, lelaki itu pun melangkahkan kudanya seraya menengadahkan tangan memuji Allah ﷻ atas apa yang dianugerahkan kepadanya. Dan Umar bin Khattab terus mengikuti lelaki itu sambil berharap agar ia juga di doakan olehnya. Setelah doa itu, dia kembali berdoa dengan berucap: “Ya Allah ﷻ, limpakanlah kebaikan kepada Umar bin Khatthab!”

Itulah khalifah Umar bin Khatthab Al Faruq, dia sangat cerdas dan tahu cara memilih orang yang tepat sebagai pasukannya, yang mengutamakan harta dari Din Allah ﷻ, Umar bin Khatthab selalu memberikan wasiat terbaik dan menjaga setiap perkara terpuji untuk disampaikan kepada semua panglima peranganya. Ini bertujuan agar mereka terus menghidupkan hakikat keimanan yang selalu ia sampaikan kepada mereka.

Suatu ketika Umar bin Khattab pernah berkata: “Demi dzat yang telah mengutus Muhammad dengan kebenaran, seandainya ada seekor onta saja yang binasa sia-sia di tepian sungai Eufrat, aku khawatir karena hal itu semua keluarga al Khattab di mintai pertanggung jawaban oleh Allah ﷻ.”

Pada zaman jahiliyah, orang-orang Arab begitu takut terhadap bangsa yang memiliki dua kerajaan sebagai kaki tangannya: bangsa Lakhmi yang menjadi kaki tangan Persia, dan bangsa Ghassan yang menjadi kaki tangan Romawi untuk menguasai syam. Bangsa Arab selalu mengagungkan mereka, menyebut mereka dengan sebutan raja, dan para pujangga Arab juga banyak yang mengubah judul syair-syair untuk memuji mereka

Sebelum terjadinya berbagai macam penaklukan Islam, sejarah mencatat berbagai perang yang berkobar dimana-mana yang dilakukan oleh bangsa Sumeria, Babylon, para Firaun, bangsa Yunani, Romawi, Persia, dan bangsa-bangsa lainnya. Setelah masa penaklukan Islam berlalu, sejarah kembali mencatat berkobarnya perang dimana-mana yang dilakukan oleh Jenghis Khan, Hulagu Khan, Timur Leng, dan penjajahan kaum salib sejak zaman pertengahan hingga sekarang ini. Semua peperangan tersebut jelas tidak pernah terjadi melainkan hanya untuk mengejar ambisi jangka pendek dan sebagai bentuk penindasan yang busuk. Semua peperangan itu tentu saja berbeda dengan penaklukan oleh umat Islam yang dilakukan untuk membebaskan umat manusia dari perbudakan dan mengubahnya menjadi penghambaan kepada Allah ta’ala semata. 

 

 

~~~ Wallahu A'lam ~~~




Tidak ada komentar:

Posting Komentar